Minggu, 16 April 2017

EAST TIMOR CONFLICT

THE EAST TIMOR CONCLIFT OR INDONESIAN "OCCUPATION OF EAST TIMOR" WAS A QUARTER DECADE LONG CONFLICT BETWEEN iNDONESIAN GOVERNMENT LEAD BY ITHE NEW ORDER AGAINST THE FALINTIL,

Indonesian nationalist and military hardliners, particularly leaders of the intelligence agency Kopkamtib and special operations unit, Opsus, saw the Portuguese coup as an opportunity for East Timor's annexation by Indonesia.[21] The head of Opsus and close Indonesian President Suharto adviser, Major General Ali Murtopo, and his protege Brigadier General Benny Murdani headed military intelligence operations and spearheaded the Indonesia pro-annexation push.[21] Indonesian domestic political factors in the mid-1970s, however, were not conducive to such expansionist intentions; the 1974–75 financial scandal surrounding petroleum producer Pertamina meant that Indonesia had to be cautious not to alarm critical foreign donors and bankers. Thus, Suharto was originally not in support of East Timor invasion.[22]
Such considerations, however, became overshadowed by Indonesian and Western fears that victory for the left-wing Fretilin would lead to the creation of a communist state on Indonesia's border that could be used as a base for incursions by unfriendly powers into Indonesia, and a potential threat to Western submarines. It was also feared that an independent East Timor within the archipelago could inspire secessionist sentiments within Indonesian provinces. These concerns were successfully used to garner support from Western countries keen to maintain good relations with Indonesia, particularly the United States, which at the time was completing its withdrawal from Indochina.[23] The military intelligence organisations initially sought a non-military annexation strategy, intending to use APODETI as its integration vehicle.[21] Indonesia's ruling "New Order" planned for the invasion of East Timor. There was no free expression in "New Order" Indonesia and thus no need was seen for consulting the East Timorese either.[24]
In early September, as many as two hundred special forces troops launched incursions, which were noted by US intelligence, and in October, conventional military assaults followed. Five journalists, known as the Balibo Five, working for Australian news networks were executed by Indonesian troops in the border town of Balibo on 16 October.[25]
(taken from wikipedia 16 april 2017 18:18)
from that passage we can make conclusion that there is no religious motivation but soem sites trying to demonizing The Indonesia government and trying to make the east timor conflict to be seem like war between Islam and Christianity(especially chatolic)
like this :http://sheikyermami.com/2016/03/the-jihad-against-east-timor/
http://concit.org/the-shocking-occupation-of-east-timor-by-indonesia/

THOSE SITES TRYING TO MAKE  THE INDONESIAN SEEMS LOUNCHED A JIHAD AGAISNT THE CHRISTIANITY AND IT'S A RELIGIOUS WAR
I WARN EVERYONE WHO READ THOSE SITES TO NOT BELIEVE WAHAT THEY WRITE THEY'RE LIAR BECAUSE IF YOU READ THE CREDIBLES SOUCE THAT WAR IS A WAR AGAISNT COMMUNISM

https://www.mtholyoke.edu/~rgwhitma/classweb2/history%20and%20conflict.htm
https://wiwith.wordpress.com/2013/03/29/review-buku-timor-timur-the-untold-story-letjend-tni-purn-kiki-syahnakri/

Selasa, 11 April 2017

MENEMUKAN BUKU KUNO

Baru-baru ini saya menemukan sebuah buku kuno berbahasa belanda di rumah almarhum kakek saya buku tersebut sudah tua, kusam, kertasnya berwarna kuning, dan pada bagian sampul depan sudah rusak, sebenarnya saya pernah melihat sekilas buku itu sewaktu saya masih kecil tetapi karena saya sekarang mahasiswa fakultas hukum saya menjadi tertarik pada buku ini karena terdapat kata "algemeene" sebuah kata bahasa belanda yang sering muncul di buku diktat dosen saya( yang saya sendiri tidak ingat apa artinya) saya bawa buku itu ke rumah saya tetapi tidak saya baca karena tidak paham, entah kenapa tadi saya penasaran dengan isi buku itu saya pnn mecoba menterjemahkan tulisan pada sampul dengan google translate dan hasilnya adalah ternyata buku tersebut adalah

buku pelajaran hukum untuk pegawai pribumi

algeemene inleiding tot de studie van het-nederlandsch indische recht voor onderwijs en zelfstudie door Mr. J. Visser directeur van de Middelbare Opleidingsschool voor inlander ambtenaren te magelang

 vierde herziene en vermeerde druk
 G.C.T VAN DORP &C n.V
semarang-soerabaia-bandoeng 1930


pengantar umum untuk mempelajari hukum Belanda-Hindia untuk pendidikan dan belajar-sendiri oleh Bapak J. Visser Direktur Menengah Pelatihan Sekolah bagi para pejabat pribumi magelang

  Keempat Revisi dan kemudian meningkatkan tekanan
  G.C.T DESA & C N.V.
samarangense-Surabaya-Bandung 1930

berikut contoh isi halaman buku tersebut

bezit
naast den eigendom eener zaak onderschidt de wet het bezit ervan, d,i, de feitelijke  heerschappij erover. Wij spreken in het dagelijksch leven dikwijls over eigendom eener zaak, terwijl wij eigenlijk alleen bedoelen de zichtbare verhouding van een persoon tot die zaak, Wij vermoeden dan allen maar, dat degene, van wien we zien, dat hij zich alas eigenaar gedraagt, dit ook werkelijk is, zekerheid daaromtrent onstaat echter

milik
selain kepemilikan dari suatu hal hukum onderschidt kepemilikan, d, i, kekuasaan mereka sebenarnya di atasnya. Kami berbicara dalam kehidupan sehari-hari sering kepemilikan dari suatu hal, dan kita benar-benar hanya berarti hubungan visual seseorang untuk kasus itu, kami menduga daripada semua tapi itu salah satunya kita melihat bahwa ia berperilaku sayangnya pemilik, ini juga kepastian nyata tentang namun muncul

ternyata isinya sama dengan materi kuliah saya
yang menarik adalah ketika saya menullis algemeene pada google translate google meiminta saya untuk mengantinya menjadi algemene(satu e dikurangi
) entah karena google salah atau ejaan bahasa belanda pada tahun 19430-an sudah berbeda dengan ejaan bahasa beladna yang sekarang, tyang jelas ini adalah pengalaman menarik , mohon bantuan jika ada yang bisa menterjemahkan lebih baik daripada google translate siapa tahu bisa membantu saya belajar