Sabtu, 08 Juli 2017

PAKAIAN WANITA DAULAH UTSMANIYAH (OTTOMAN)

Beberapa tahun yang lalu publk tanah air sempat dibuat geger oleh tayangan sinetron abad kejayaan  (Muhteşem Yüzyıl) atau King Suleiman ,salah satu penyebab "kegemparan" publik saat itu adalah pakaian para wanita penghuni Istana Harem yang terlalu terbuka di bagian "dada" ,tentu saja cara berpakaian seperti itu sama sekali tidak mencerminkan suatu negara yang memakai Hukum Islam sebagai dasar hukum negara , mungkin pembaca bertyanya-tanya kenapa baru sekarang penulis membahas topik ini apalagi sinetron tersebut sudah dua tahun tidak tayang di layar kaca kita.
pertama penuls baru saja memiliki bahan yang dapat digunakan untuk membahas topik ini dan penulis sudah paham keadaan harem yang sebenarnya , kedua pakaian wanita di sinetron tersebut terkadang diadikan pebenar oleh sekelompok orang yang menyatakan bahwa jilbab yang menutup dada dan rambut batu marak setelah "reformasi Islam" di Arab Saudi.

1.Pertama setting film tersebut adalah Istana Harem yaitu bagunan istana yang hanya khusus diperentukkan untuk perempuan, pelayan  dan anak-anaknya  seperti keputren di Keraton-keraton Jawa yang hanya diisi oleh para istri,putri,pelayan(emban)dan putra-putra raja yang belum dewasa, jadi di Istana Harem tidak perlu memaka jilbab karena tidak ada laki-laki non mahram yang membuat wanita wajib memakai hijab, dengan kata lain setting dalam film tidak menceritakan kehidupan para wanita di zaman Daulah Ustmaniyah(Ottoman) ketika berada di luar rumah 

2WANITA DI ZAMAN ustmaniyah memamakai jilbab ketika berada di luar rumah ,perhatikan ilustrasi di bawah ini:


bisa kita lihat dalam gambar tersebut pakaian yang dipakai oleh wanita PADA ZAMAN USTMANIYAH ADA DUA MACAM YAITU PAKAIAN SEHARI-HARI DI DALAM RUMAH YANG TIDAK BERBEDA JAUH DARI YANG ORANG-ORANG LIHAT DI FILM ABAD KEJAYAAN DAN PAKAIAN YANG DIPAKAIAN DILUAR RUMAH YANG MENUTUP AURAT DENGAN SEMPURNA

3.harem adalah tempat yang dikhususkan untuk anita,para pelayan dan anak-anak ,kehidupan di dalamnya berlangsung sperti biasa dimana para ibu mendidik anak-anak mereka dan tidak perlu memakai hijab karena tidak ada laki-laki non mahram tidak sperti imajinasi orang barat yang menganggap bahwa harem adaalh tempat wanita-wanita berpakaia seksi atau bahkan telanjang tempst "rekreasi" sultan